Sunday, September 4, 2011

DIALOG IMAJINER CHE "CUPUMANIK" BERSAMA MENDIANG KURTCOBAIN

Ini sebuah tulisan dan interview paling merepotkan, gue pikir ini akan menjadi wawancara paling sia-sia dalam hidup gue. Seorang teman yang mempunyai ayah seorang super paranormal, selain punya indra ke tujuh, sang ayah seorang peneliti ruang angkasa, penggemar led zeppelin dan katanya pernah mewawancarai tokoh nasional Soekarno di dunia ghaib. Usul teman untuk mewawancarai Kurt Cobain adalah ide paling gila dan sinting yang ga pernah kepikir. Gue akhirnya menemui sang paranormal nyentrik itu, dan gue pikir apa salahnya di coba? walau ini pekerjaan interview paling aneh. Dalam hati, bisa jadi roh atau arwah yang berdialog sama gue nanti bukan mendiang Kurt Cobain, bisa jadi itu jin atau iblis yang menyerupai Kurt. Tapi peduli setan, gue cuma pengen merasakan sensasi aja, lucu-lucuan aja.

Dialog ghaib itu harus malam hari dilakukan tak bisa di tawar, dan tepat jam 11 malam, gue mulai ditanya:
nama asli Kurt, lahir dan kapan dia mati, si ayah menulisnya diatas daun pisang dengan tinta merah, gue mulai merasa merinding. Si Bapak menutup mata lalu mulai ritual pemanggilan itu di mulai. Gue membiarkan si bapak selama 10 menit, tiba-tiba mata bapak melek dan berkata: "kamu mau dialog langsung atau saya saja yang bertanya?", gue jawab: "pak, saya udah bawa beberapa pertanyaan yang udah saya siapkan dalam bahasa Inggris", si bapak berusaha meyakinkan gue bahwa tak masalah jika bertanya dengan bahasa Indonesia, tapi gue maksa untuk bertanya dengan bahasa inggris, gue pikir dialog Inggris akan memuaskan penasaran gue.

Si bapak mulai pejamkan mata, lehernya lambat laun bergerak, makin kencang dan mimik muka bapak tiba-tiba berekspresi MALAS, bahkan SUPER MALAS...gue pikir, “anjiiiis, gue pernah liat ekspresi Kurt yang begini nih dari beberapa foto yang gue liat”. Gue sedikit tegang, lalu ngeliat temen gue, dan dia cuma bilang dengan bahasa gerak mulut tak terdengar meyakinkan gue, “sebentar lagi dia datang”. Si bapak membuka matanya, ketegangan mulai sampai puncaknya, gue cuma berharap ini ga akan mengganggu kejiwaan gue, sedikit berdoa berharap gue ga ikut kesurupan, sabar nunggu reaksi apa yang akan dia katakan. Arwah kurt hanya terdiam, dan anehnya sorot matanya hanya melihat tajam ke arah kertas pertanyaan yang gue pegang, dengan berbisik Kurt mengeluarkan kata pembuka: "people are dying….” Gue spontan jawab: “Hello Kurt!!!”, dia cuek dan suaranya makin keras: “Right, people are dying”….andaikan ada kamera yang menanggkap reaksi kaget gue saat itu, dalam hati gue cuma bisa bilang: “gilaaa”….”anjiiiing”….gue
hampir ga sanggup membenarkan apa yang gue denger, itu suara parau berkaratnya Kurt Cobain.

Pelan-pelan dan sangat rahasia gue mulai merekam perbincangan aneh itu di program voice record handphone tanpa di ketahui siapapun, padahal si Bapak pernah mengancam untuk tak merekam kejadian aneh itu dalam bentuk apapun. Ini adalah hasil perbincangan itu, semua naskah udah gue terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Selamat membaca dialog aneh/imajiner ini. Terimakasih untuk Bapak Warshito Sardjan (paranormal) atas mediasi ajaibnya dan tentunya arwah Kurt yang ntah kenapa mau hadir untuk berbincang, makasi Kurt atas perbincangan 20 menit yang berharga, walaupun selama berdialog gue tetep aja di perlakukan sama Kurt orang yang ga di harapkan untuk berdialog, sepanjang 20 menit dia membiarkan gue jadi orang yang tetap asing.


Tapi ini adalah dialog bersejarah. Teman-teman di klab ngobrol INTERAKSI HATI (I.S.I) udah gue perdengarkan hasil rekaman perbincangan itu, dan hasilnya kita harus membuat acara untuk MENGENANG, MENGHORMATI dan MERAYAKAN kebesaran band bernama NIRVANA di Bandung. Sebuah acara dari dan untuk komunitas GRUNGE di manapun berada. Inilah cara komunitas GRUNGE Bandung melakukan CELEBRATING THE HISTORY OF NIRVANA. Setelah Lebaran event ini akan di gelar. Melibatkan banyak band grunge lokal dan di harapkan acara SALILANA NIRVANA (SELAMANYA NIRVANA/THE IMMORTAL OF NIRVANA) ini akan jadi acara rutin tiap Tahun untuk membangkitkan arwah musical NIRVANA. Selamat membaca, hadiri perayaan-nya.
-------------------------------------------------------------------
CHE: Apa kabar Kurt? Saya minta waktu sebentar untuk bertanya?
KURT: Omong kosong apa ini? Apakah kamu teman kematian ku? Bagaimana cara kamu mati?

CHE: Saya penggemarmu, ini bukan interview Kurt, ini dialog.
KURT : ya, cara membuat sebuah band hebat, Jangan pernah memberi kesempatan interview dengan siapapun.

CHE: Apa yang kamu lakukan setelah selesai dengan NIRVANA?
KURT: selesai? Mmmh…apa yang selesai? Tahun berapa ini? Apa yang selesai?

CHE: 2009 Kurt.
KURT: tahun 1994 NIRVANA selesai? kenapa masih memburu ku untuk bertanya?

CHE: Karena kami akan membuat event besar untuk mengenang dan merayakan NIRVANA, di sebuah kota bernama Bandung Indonesia. Ingin bergabung?
KURT: (Kurt tidak menjawab pertanyaan, dia berdiri perlahan melihat langit-langit ruangan sambil melihat ke arah poster The Beatles yang tergantung di dinding ruangan, sementara gue masih ga percaya dialog ini terjadi).

CHE: Kurt, kamu dengar suara saya?
KURT: (kali ini Kurt memejamkan mata, sementara nafasnya tergesa-gesa resah, duduk dan terjatuh)

CHE: Pak warshito, ini bisa di lanjutkan? (gue berusaha bertanya pada jasad pak warshito yang tersungkur jatuh, dan tak lagi berharap Kurt yang menjawab)
KURT: Hey, dimana orang-orang itu berada? (ternyata arwah Kurt masih di jasad pak Warshito)

CHE: Siapa yang kamu maksud?
KURT: Orang-orang rakus yang membunuh ku, katakan pada mereka, kalian tak akan pernah bisa memberhentikan ku.

CHE: Jika kamu merasa dialog ini harus berhenti, sampaikan kata terakhirmu untuk para penggemar mu?
KURT: Saat berkumpul bersama orang-orang yang mencintai karyaku, saat lagu “SOMETHING IN THE WAY” di mainkan, saat itu aku akan datang sesaat..


…………Suasana makin asing, gue hampir ga bisa menterjemahkan lagi bagaimana suasana aneh malam itu, Kurt lebih banyak diam, ekspresinya sangat dingin, dan terbongkar lah segalanya, Kurt menghampiri gue, bahkan langsung meraih Handphone yang sedang bekerja merekam perbincangan, dia mendekatinya. Lalu dia berbisik dengan sangat marah:

KURT: “You…Know …You…Right…”.(Kurt terjatuh, dan sepertinya dia memberi sinyal, kalo dia sudah pergi)
-------------------------------------------------------------------

Sebelum pergi dia hanya sekali tersenyum , matanya mengamati dengan serius pakaian yang gue kenakan saat itu, ntah apa maksud senyuman-nya. Saat itu gue memakai sepatu converse lusuh, celana jeans sobek yang menganga di bagian lutut, flannel dengan motif kotak berwarna hitam-putih dan kaos bergambar cover Nirvana NEVERMIND…Gue pikir, fashion statement macam ini sangat menghiburnya.

dialog/interview imajiner selesai sampe di situ. Pak Warshito tersadar, tak lama saya meminta pamit pulang karena tak terbendung lagi ingin segera menulis apa yang berhasil gue rekam. Dan gue pikir ini harus di kabarkan, harus ada perayaan atau acara untuk mengenang KURT COBAIN dan NIRVANA…SELAMAT BERKUMPUL wahai kaum KUCEL. Setelah lebaran kita berkumpul bersama di acara SALILANA NIRVANA/ SELAMANYA NIRVANA/ THE IMMORTAL OF NIRVANA.

-Che Cupumanik

sumber disini